Rangkuman Materi Kepramukaan

 

RESUME

MATA KULIAH “KEPRAMUKAAN”


 

MATERI 1

DASAR FILSAFAT METODE KEPRAMUKAAN

A.      Konsep Pendidikan Kepramukaan

Pramuka merupakan singkatan dari (Praja Muda Karana) yang berarti kaum muda yang suka berkarya. Di Indonesia sendiri penggunaan istilah “Pramuka” baru resmi digunakan pada tahun 1961. Akan tetapi gerakan pramuka sejatinya telah ada sejak penjajahan belanda dengan nama kepanduan.

Dimana Pendidikan Pramuka bermakna proses pendidikan sepanjang hayat menggunakan tata cara kreatif, rekreatif dan edukatif dalam mencapai sasaran dan tujuannya. Melalui kegiatan yang menarik, menyenangkan, tidak menjemukan, penuh tantangan, serta sesuai bakat dan minatnya.

B.       Prinsip Dasar Metodik Pendidikan Kepramukaan

Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan merupakan prinsip yang digunakan dalam pendidikan kepramukaan, yang membedakannya dengan gerakan  pendidikan lainnya. Baden-Powell sebagai penemu sistem pendidikan kepanduan telah menyusun prinsip-prinsip Dasar dan Metode Kepanduan, lalu menggunakannya untuk membina generasi muda melalui pendidikan kepanduan.

1.      Prinsip Kesukarelaan

Prinsip kesukarelaan adalah prinsip yang mengajarkan para pramuka untuk berbuat tanpa pamrih dan tulus, karena kehendak dan kemauan sendiri. Sifat kesukarelaan ini dilandaskan pada sifat ketulusan hati, tanpa pamrih (ikhlas), mengutamakan kewajiban dari pada hak, serta mengabdi dengan penuh tanggung jawab. Prinsip ini bertujuan agar para Pramuka menjadi pengabdi masyarakat yang tulus hati, tanpa pamrih, bertanggung jawab dan mengerti mana yang kewajiban dan mana yang hak.

2.      Prinsip Kode Kehormatan

Kode kehormatan Gerakan Pramuka adalah norma dalam kehidupan dan penghidupan para anggota Pramuka yang merupakan tolak ukur dan standar tingkah laku seorang Pramuka Indonesia. Kode kehormatan ini dijadikan pegangan hidup setiap anggota gerakan Pramuka. Kode kehormatan terdiri dari janji atau satya dan ketentuan-ketentuan moral atau dharma.

Adapun dalam Satya ada 3 (tiga) janji yang disebut dengan Tri Satya, yaitu :

·         Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara kesatuan Republik Indonesia, dan mengamalkan Pancasila.

·         Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat.

·         Menepati Dasa Darma.

Adapun Darma ada 10 macam yang disebut dengan dasa darma, yaitu :

1.      Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa

2.      Cinta Alam dan kasih saying kepasa sesama manusia

3.      Patriot yang sopan dan kesatria

4.      Patuh dan suka bermusyawarah

5.      Rela menolong dan tabah

6.       Rajin terampil dan gembira

7.      Hemat cermat dan bersahaja

8.      Disiplin berani dan setia

9.      Bertanggung jawab dan dapat dipercaya

10.  Suci dalam pikiran dan perbuatan

Kode Kehormatan Pramuka ditetapkan dan diterapkan sesuai dengan golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmani anggota Gerakan Pramuka, yaitu:

a.       Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga, terdiri dari: Janji dan komitmen diri yang disebut Dwisatya

b.      Kode Kehormatan bagi pramuka Penggalang disebut Tri Satya, yang merupakan komitmen dan janji untuk mempersiapkan diri membangun masyarakat.

c.       Kode kehormatan bagi Pramuka Penegak, Pramuka Pandega, dan anggota dewasa, terdiri dari Janji dan komitmen untuk mengabdi dan membangun masyarakat.

3.      Prinsip Persesuaian dengan Perkembangan Jasmani dan Rohani

Maksud dari prinsip ini adalah agar proses pendidikan Kepramukaan dapat mengenai sasaran dengan tepat pada tiap-tiap golongan umur Pramuka. Untuk itulah maka, Pramuka digolongkan, berdasarkan usia:

·         SIAGA : anak usia 7-10 tahun. Anak seumur ini pikirannya masih terpusat kepada induk semangnya. Maka cara mendidiknya pun harus memakai cara keluarga.

·         PENGGALANG : anak umur 11-15 tahun. Cara mendidiknya tentu dengan cara yang dapat mengena pada masa perkembangan usia ini.

·         PENEGAK : pemuda umur 16-20 tahun. Pemuda seumur ini sudah dapat berfikir kritis, logis, dan realistis. Anak pemuda usia ini sudah berani dan dapat mengambil tindakan sendiri.

·         PANDEGA : pemuda dewasa umur 21-25 tahun. Pemuda se-usia ini sudah harus terjun membina masyarakat, dan bergaul dalam kehidupan masyarakat luas.

4.      Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Gerakan Pramuka

Maksud dan tujuan adanya Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta petunjuk Penyelenggaraan.

1.      Maksud adanya Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka serta petunjuk penyelenggaraan adalah untuk dijadikan pegangan dan landasan gerak kegiatan setiap anggota Gerakan Pramuka, Kwartir dan satuan Pramuka.

2.      Tujuan adanya Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka serta petunjuk penyelenggaraan itu untuk mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan Gerakan Pramuka.

 

MATERI 2

SEJARAH KEPANDUAN DUNIA

A.    Sejarah Kepanduan Dunia

Munculnya gerakan kepanduan dunia dipelopori oleh Robert Stephenson Smith Baden Powell yang kemudian lebih dikenal dengan Bapak Pandu Sedunia (22 Februari 1857 - 8 Januari 1941) dari Inggris. Semenjak munculnya gerakan kepanduan dunia yang dipelopori oleh Robert Stephenson Smith Baden Powell ini ia mempunyai sifat-sifat selalu gembira, hemat, cermat dan menyukai kehidupan di luar. Gagasan yang dilancarkan oleh Baden Powell tentang pendidikan di luar sekolah untuk anak-anak Inggris bertujuan supaya mereka menjadi warga negara Inggris yang baik sesuai dengan keadaaan dan kebutuhan Kerajaan British Raya. Gagasan yang dituangkan oleh Baden Powell dengan mengarang buku yang berjudul “Scouting for Boys” yang diperuntukkan bagi anak-anak. Sejak itu juga berkembang Boys Scout Movement di seluruh dunia dengan diadakannya Internasional Jambore I dan pada kesempatan itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia.

Gerakan Kepanduan dibawa dan dilaksanakan Belanda ke Indonesia dengan organisasi 2 yang bernama NIPV (Nederlands Indische Padvinders Vereeniging) yang beranggotakan baik anak-anak Eropa maupun Indonesia yang bersekolah di sekolah-sekolah Belanda (Mertoprawiro, 1992:20-21). Sejak saat itulah sampai sekarang perkembangan gerakan kepanduan di Indonesia cukup signifikan untuk generasi masa demi masa.

Tujuan pembinaan dalam kegiatan kepramukaan ini dikarenakan dapat mengolah, mengembangkan daya kreativitas, keterampilan, kesegaran jamani dan rohani, serta budi pekerti. Upaya-upaya untuk pembinaan dalam Gerakan Pramuka agar dapat melaksanakan tugas pokok dapat mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan maka perlu dikembangkan usaha-usaha yang terarah dan terpadu. Kegiatan pendidikan kepramukaaan yang dilaksanakan melalui Gugus depan (Gudep) Gerakan Pramuka merupakan upaya pembinaan melalui proses kegiatan belajar dan mengajar di sekolah. Implementasi dalam membina dan mengembangkan generasi muda (siswa) melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan agar dapat mengembangkan karakter siswa.

B.     Sejarah Perkembangan Kepanduan

1.      Masa Hindia Belanda   

a.       Tahun 1908, Mayor Jenderal Robert Baden Powell melancarkan suatu gagasan tentang pendidikan luar sekolah  untuk kanak-anak Inggris, dengan tujuan agar menjadi manusia Inggris, warga Inggris dan anggota masyarakat Inggris yang baik sesuai dengan keadaan dan kebutuhan kerajaaan Inggris Raya ketika itu.

b.      Untuk itu beliau mengarang sebuah buku yang terkenal yaitu “Scouting for Boys”. Buku ini berisi pengalaman beliau dan latihan apa yang diperlukan yang diperlukan para Pramuka.

c.       Gagasan Boden Powell dinilai cemerlang dan sangat menarik sehingga banyak diikuti dan didirikan kepanduan di negara-negara lain. Diantaranya di negeri Belanda dengan nama Padvinder atau Padvinderij.

2.      Masa Pendudukan Jepang

Masa pendudukan Jepang (PD II), penguasa Jepang di Indonesia melarang keberadaan organisasi kepanduan di Indonesia di larang adanya. Tokoh-tokoh kepanduan banyak yang masuk dalam organisasi Seinendan, Keibodan dan Pembela Tanah Air (PETA).

3.      Masa Perang Kemerdekaan

Dengan diproklamasikan kemerdekaan 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia bahu membahu mempertahankan kemerdekaan.  Seiring dengan itu, pada tanggal 28 Desember 1945 di Surakarta berdiri Pandu Rakyat Indonesia (PARI) sebagai satu-satunya organisasi  kepanduan di wilayah Republik Indonesia.

4.      Masa Pasca Perang Kemerdekaan hingga 1961

a.       Setelah pengakuan kedaulatan NKRI, maka mulailah Indonesia memasuki masa pemerintahan yang liberal. Sesuai dengan situasi pemerintahan tersebut maka bermunculan organisasi kepanduan seperti HW, SIAP, Pandu Islam Indonesia, Pandu Kristen, Pandu Katholik, Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) dan lain-lain

b.      Menjelang tahun 1961, kepanduan Indonesia telah terpecah-pecah menjadi lebih dari 100 organisasi kepanduan, suatu keadaan yang terasa lemah meski tebagi ke dalam 3 federasi organisasi kepanduan;

Satu federasi kepanduan putra dan dua federasi kepanduan putri:

·         Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO), 13 September 1951.

·         Persatuan Organisasi Pandu Putri Indonesia (POPPINDO), 1954.

·         Perserikatan Kepanduan Putri Indonesia.

c.       Kekuatan Pancasila di dalam PERKINDO berusaha menentangnya, dengan bantuan Perdana Menteri Djuanda maka tercapailah perjuangan dengan menghasilkan Keputusan Presiden RI No. 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka, pada tanggal 20 Mei 1961 yang  ditandatangani oleh Ir. Djuanda selaku Pejabat Presiden RI, karena Presiden Sukarno sedang berkunjung ke negeri Jepang.

5.      Masa 1961-1999

Dengan Keppres No. 238 Tahun 1961, Gerakan Kepanduan Indonesia mulai dengan keadaan baru dengan nama Gerakan Praja Muda Karana atau Gerakan Pramuka. Perluasan kegiatan Gerakan Pramuka yang berkembang pesat hingga ke desa-desa, terutama kegiatan di bidang pembangunan pertanian dan masyarakat desa, dan pembentukan Saka Tarunabumi menarik perhatian badan internasional seperti FAO, UNICEF, UNESCO, ILO dan Boys Scout World Bureau.

6.      Masa 1999 – sekarang

1.)    Perkembangan politik negara dan pemerintahan mengalami perubahan dengan adanya Reformasi, turut mempengaruhi perkembangan masyarakat secara menyeluruh.

2.)    Untuk pertamakalinya pemilihan KaKwarnas dengan Pemilihan Langsung oleh Kwartir Daerah pada Munas 2003 di Jakarta.

3.)    Pencanangan Revitaliasi Gerakan Pramuka oleh Presiden RI selaku Ka Mabinas

4.)    Pembentukan Saka Wirakartika

5.)    RUU Kepramukaan

C.      Pengertian Pendidikan Kepramukaan

Pendidikan kepramukaan adalah proses pendidikan diluar sekolah dan keluarga yang diselenggarakan dalam kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, dan praktis, dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Pendidikan Kepramukaan, yang sasaran akhirnya adalah terbentuknya kepribadian watak, akhlak mulia, dan memiliki kecakapan hidup.

Pramuka merupakan salah satu gerakan pendidikan yang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan badan pendidikan lain. Pertama, pramuka itu pendidikan non formal, maksudnya pendidikan yang tidak terikat oleh nilai pelajaran dan lain-lain. Kedua, kemampuan kita benar-benar berkembang dan dihargai. Dengan begitu siswa dapat terus mengekplorasi bakat-bakat yang mereka sukai. Ketiga, sistem pendidikannya bagus. Didalam pramuka siswa dididik sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Selain itu cara pengajarannya menggunakan sistem beregu. Kelebihannya selain siswa menambah teman, saling menghargai, saling menghormati, siswa juga belajar berkomunikasi dengan baik, membangun kekompakan dan juga belajar berorganisasi. Keempat, pramuka mempunyai metode pendidikan khusus, yakni sistem among.  Sistem among merupakan hasil pemikiran Raden Mas Suardi Suryaningrat atau dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara. Sistem among mewajibkan seorang pramuka untuk melaksanakan prinsip-prinsip kepemimpinan sebagai berikut:

a. Ing ngarsa sung tuladha, artinya didepan menjadi teladan atau contoh.

b. Ing madya mangun karsa, artinya di tengah mendorong kemauan.

c. Tut wuri handayani, artinya dari belakang memberi dorongan dan perhatian.

Dengan sistem among tersebut peserta didik dapat menjadi pribadi yang merdeka pikiran dan tenaganya, disiplin, mandiri dalam hubungan timbal balik antar sesama teman. Dalam sistem ini juga diwajibkan kepada setiap anggota dewasa untuk memperhatikan anggota muda agar pembinaan yang dilakukan sesuai dengan Tujuan Gerakan Pramuka.

MATERI 3

BERDIRINYA KEPANDUAN NASIONAL INDONESIA DAN SEJARAH BERDIRINYA GERAKAN PRAMUKA

A.      Berdirinya Kepanduan Nasional Indonesia

Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh kepramukaan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah organisasi kepramukaan untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan Konggres Kesatuan Kepanduan Indonesia.

Kongres yang dimaksud, dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh segenap pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan “Janji Ikatan Sakti”, lalu pemerintah RI mengakui sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947.

Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda. Bahkan pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di halaman gedung Pegangsaan Timur 56, Jakarta, senjata Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto menghadap Tuhan, gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang membuktikan cintanya pada negara, tanah air dan bangsanya. Di daerah yang diduduki Belanda, Pandu Rakyat dilarang berdiri,. Keadaan ini mendorong berdirinya perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM).

Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepramukaan putera, Pada 1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia sedangkan bagi organisasi puteri terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah bersama-sama menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia.

Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 Ipindo menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada tanggal 10-20 Agustus 1955, Jakarta.Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepramukaan merasa perlu menyelenggarakan seminar agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup kepramukaan. Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957.

Seminar Tugu ini meng-hasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan bagi setiap gerakan kepramukaan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan ke-pramukaan yang ada dapat dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan Novem-ber 1958, Pemerintah RI, dalam hal ini Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat, dengan topik “Penasionalan Kepanduan”.

Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka PKPI menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi bertempat di Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo mengirimkan kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.

Bapak Pramuka Indonesia adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Beliau,selain menjadi Sultan Yogyakarta, Wakil Presiden Republik Indonesia, dan Pahlawan Nasional Indonesia, pun dinobatkan sebagai Bapak Pramuka Indonesia.

Kemudian setelah PROKLAMASI KEMERDEKAAN 17 agustus 1945, berdiri kembali organisasi-organisasi Kepanduan hingga mencapai jumlah lebih dari 100 organisasi, yang tergabung ke dalam 3 federasi yaitu[1] :

1.        IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia, 13-09-1951)

2.        POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri, tahun 1954) dan

3.        PKPI (Perserikatan Kepanduan Puteri Indonesia).

B.       SEJARAH BERDIRINYA GERAKAN PRAMUKA

1.      Sejarah Pramuka Indonesia masa Penjajahan Belanda

               Ternyata, organisasi Pramuka Baden Powell sampai juga gaungnya ke Indonesia. Gerakan kepramukaan ini di bawa oleh Belanda ke Indonesia pada masa kolonial. Dibuat oleh Belanda, organisasi kepanduan pertama di Indonesia yang diberi nama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda). Istilah Padvinders untuk istilah untuk organisasi Pramuka yang ada di negeri Belanda. Organisasi kepanduan ini mendapat perhatian dari para pemimpin gerakan kemerdekaan. Mereka melihat pendidikan dan pelatihan yang dikenal dengan gerakan kepanduan dapat digunakan untuk membentuk karakter manusia Indonesia. Para tokoh perubahan tersebut mendukung untuk mengembangkan organisasi. Mulailah bermunculan organisasi-organisai kepanduan yang diprakarsai oleh tokoh-tokoh gerakan, seperti SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon), JPO (Javaanse Padvinders Organizatie), NATIPIJ (Nationale Islamitsche Padvindery), dan JJP (Jong Java Padvindery) . Sebagai upaya menggalang rasa persatuan dan kesatuan bangsa, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia BPPKI berencana untuk melakukan kegiatan Semua Indonesia Jambore. Namun, sepertinya rencana ini tidak berjalan mulus. Beberapa perubahan harus dilakukan dengan baik di dalam hal waktu yang dilakukan dengan baik nama kegiatan. Setelah melewati beberapa pertimbangan, kegiatan ini akhirnya dapat terlaksana juga. Disetujui, nama kegiatan diganti dengan PERKINO (Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem) dan diselenggarakan mulai tanggal 29 s / d 23 Juli 1941 di Yogyakarta. Perkemahan inilah yang menjadi cikal bakal pelaksanaan kegiatan Jambore seperti yang sering kita lihat sekarang ini.

2.      Sejarah Pramuka Indonesia masa Penjajahan Jepang

               Pada masa Perang Dunia Ke-2, tentara Jepang melakukan penyerangan ke Belanda. Banyak tokoh Kepanduan di Indonesia yang ditarik masuk Keibondan, PETA, dan Seinendan, organisasi bentukan Jepang yang digunakan untuk mendukung tentara Jepang. Bukan hanya itu, ternyata Jepang termasuk Partai dan organisasi rakyat Indonesia, termasuk gerakan kepanduan. Jepang menganggap, organisasi ini berbahaya karena dapat meningkatkan semangat persatuan dan kesatuan rakyat jajahan. Namun, upaya itu tidak menyurutkan semangat para tokoh kepanduan Indonesia untuk mengadakan PERKINO II. Belakangan, banyak pandu yang ikut terjun dan saling bahu membahu dalam perjuangan Indonesia mengusir tentara Jepang.

3.      Sejarah Pramuka Indonesia Zaman Kemerdekaan

               Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, dibentuklah organisasi Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Kota Solo. Organisasi ini ditentukan sebagai satu-satunya wadah kepanduan tempat anggota kepanduan Indonesia bernaung. Penetapan ini dikuatkan juga melalui keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Nomor 93 / Bhg.A, tanggal 1 Februari 1947. Namun, melalui penelusurannya waktu, tahun 1950 banyak organisasi dan organisasi kepunculan yang pernah ada di Perang Dunia ke-2. Oleh sebab itu, Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan mengeluarkan Keputusan Nomor 23441 / Kab, Tanggal 6 September 1951 yang memungkinkan berdirinya organisasi kepanduan selain dari Pandu Rakyat Indonesia. Menginjak tahun 1961, telah ada sekitar 100 organisasi kepanduan Indonesia. Organisasi tersebut tergabung dalam 3 federasi organisasi yaitu Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO), Persatuan Pandu Puteri Indonesia (POPPINDO), dan Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia (PKPI). Namun, menyikapi kelemahan yang ada, maka tiga federasi ini bergabung menjadi satu membentuk Persatuan Kepanduan Indonesia (PERKINDO).

               Diakibatkan adanya kepentingan golongan tinggi yang membuat Perkindo masih lemah. Kelemahan ini disadari pula oleh pihak komunis yang ingin menjadikan Perkindo sebagai gerakan Pioner Muda seperti yang ada di negara komunis. Namun, kentalnya semangat Pancasila dalam Perkindo membuat anggotanya berhasil keras mendapatkan komunis tersebut. Untuk membatalkan permintaan komunis itu, dikeluarkanlah Keppres No. 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka yang ditransfer oleh Ir Juanda yang saat itu disetujui sebagai Pjs Presiden RI karena Presiden Soekarno sedang berkunjung ke Jepang. Lewat Keppres ini, pemerintah mengizinkan gerakan Pramuka sebagai satu-satunya badan di wilayah Indonesia yang mendapat izin untuk menyelenggarakan pendidikan kepramukaan, sehingga organisasi lain yang mirip dengan ciri-cirinya dengan gerakan Pramuka yang diperlukan.

4.      Perkembangan Gerakan Pramuka Indonesia

               Perkembangan Gerakan Pramuka yang dikembangkan sangat ditunjang oleh Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang mengatur tentang metode pendidikan kepramukaan. Ketentuan ini membawa lebih banyak untuk gerakan Pramuka yaitu membuat Pramuka lebih kuat untuk organisasi dan cepat berkembang dari kota ke desa. Adanya pengaturan yang jelas tentang sistem. Baik itu di tingkat nasional, juga tingkat Gugus Depan. Pada tanggal 14 Agustus 1961, gerakan resmi Pramuka diperkenalkan ke seluruh rakyat Indonesia. Tidak hanya di Jakarta, namun juga ditempat penting seluruh Indonesia. Di Ibu Kota Jakarta, dihadiri sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka yang diikuti oleh pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan Jakarta. Peristiwa perkenalan yang terjadi pada tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Pramuka yang setiap tahun diperingati oleh seluruh anggota Gerakan Pramuka se-Indonesia. Jambore Nasional Indonesia Jambore Nasional (Jamnas) adalah istilah disematkan pada pertemuan Pramuka Penggalang seIndonesia dengan bentuk pertemuan besar yang diselenggarakan oleh Kwartir Nasional (Kwarnas). Jambore Nasional dilaksanakan setiap 5 tahun sekali dengan peserta yang diambil dari seluruh Kabupaten dan Kota se-Indonesia. Sampai saat ini, kegiatan Jambore Nasional telah 10 kali diadakan. Berikut ini adalah daftar lengkap Jamnas yang pernah terlaksana:

1.      Jambore Nasional ke-1 1973: Situ Baru, Jakarta

2.      Jambore Nasional ke-2 1977: Sibolangit, Sumatera Utara

3.      Jambore Nasional ke-3 1981: Cibubur, Jakarta

4.      Jambore Nasional ke-4 1986: Cibubur, Jakarta

5.      Jambore Nasional ke-5 1991: Cibubur, Jakarta

6.      Jambore Nasional ke-6 1996: Cibubur, Jakarta

7.      Jambore Nasional ke-7 2001: Baturaden Jawa Tengah

8.      Jambore Nasional ke-8 2006: Jatinangor, Jawa Bara

9.      Jambore Nasional ke-9 2011: Danau teluk gelam Kab. Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan

10.  Jambore Nasional ke-10 2016: Cibubur, Jakarta

 

MATERI 4

LIMA FAKTOR PENDIDIKAN KEPANDUAN

A.      Dasar dan Tujuan Pendidikan Kepanduan

Gerakan Dasar pendidikan kepanduan pramuka meliputi sebagai berikut:

1.      Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka.

2.      Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961 Tentang Gerakan Pramuka.

3.      Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118 tahun 1961 Tentang Penganugerahan Pandji kepada Gerakan Pendidikan Kepanduan Pradja Muda Karana.

4.       Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 TentangPengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.

5.      Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 tahun 2009 Tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.

Tujuan pendidikan kepanduan pramuka meliputi sebagai berikut:

Terdapat pada Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka menjelaskan bahwa tujuan gerakan pramuka adalah:

1.      Memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, berkecakapan hidup, sehat jasmani, dan rohani serta kepedulian terhada lingkungan hidup

2.      Menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan.

Mengacu Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013, lampiran III dijelaskan bahwa tujuan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka pada satuan pendidikan adalah untuk:

1.      Meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor pesertadidik.

2.      Mengembangkan bakat dan minat peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya.

Sedangkan   Azrul   Azwar   menjelaskan   bahwa   gerakan  pramuka bertujuan agar: Anggotanya menjadi manusia  yang berkepribadian  dan  berwatak luhur serta tinggi mental, moral, budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya. Melihat tujuan gerakan pramuka di atas sangat jelas bahwa gerakan pramuka menjadi salah satu wadah bagi generasi kaum untuk pendidikan karakter. Pendidikan karakter bagi generasi muda sangatlah penting, hal ini bertujuan supaya generasi pelanjut masa depan bangsa ini memiliki  jiwa nasionalisme yang tinggi, cinta tanah air sekaligus berjuang untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat serta mempunyai akhlak yang mulia.

B.       Pendidikan Kepanduan

Pendidikan adalah usaha sadar menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Sedangkan pendidikan dalam arti luas adalah menjadikan peserta didik sebagai manusia yang mandiri, peduli, bertanggung jawab dan berpegang teguh pada nilai dan norma masyarakat. Pendidikan dalam arti luas yang bertumpu pada empat sendi yaitu:

1.      Belajar mengetahui (Learning to know) untuk memiliki pengetahuan umum yang cukup luas dan untuk dapat bekerja secara mendalam dalam beberapahal.

2.      Belajar berbuat (Learning to do)  bukan hanya untuk memperoleh kecakapan/keterampilan, kerja, melainkan juga untuk memiliki keterampilan hidup yang luas, termasuk hubungan antar pribadi dan hubungan antar kelompok.

3.      Belajar hidup  bermasyarakat           (Learning  together)    untuk menumbuhkan pemahaman orang lain, menghargai saling ketergantungan, keterampilan dalam kerja kelompok dan menyelesaikan pertentangan-pertentangan, serta menghormati nilai-nilai kemajemukan (pluralisme), saling pengertian,perdamaian dan keadilan.Belajar menjadi seseorang

4.      (Learning to be) agar dapat lebihmengembangkan watak serta dapat bertindak dengan otonomi/kemandirian berpendapat dan bertanggung jawab.

Pendidikan  dalam  kepramukaan  diartikan  secara  luas  yaitu  suatu proses pembinaan dan pengembangan sepanjang hayat dan berkesinambungan atas kecakapan yang dimiliki peserta didik, baik sebagai pribadi maupun sebagaianggota masyarakat. Proses pendidikan dalam kepramukaan pada saat peserta didik asyik melalukan kegiatan yang menarik, menyenangkan yang rekreatif dan menantang. Pada saat itu, pembina pramuka memberikan bimbingan dan pembinaan watak.

C.      Anak Didik

Anak didik yaitu peserta didik yang terdapat dalam proses pendidikan. Dalam kegiatan kepramukaan peserta didik yang mengikuti kegiatan digolongkan menjadi empat golongan, yaitu: Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega. Dalam setiap golongan peserta didik akan dikelompokkan menjadi beberapa kelompok adapun sebutan untuk golongan siaga adalah Barung, golongan penggalang adalah  Regu,  golongan  penegak  adalah  sangga  untuk  pandega  tidak  ada ketentuan hanya saja sering di sebut Reka. Dan dalam kelompok tersebut terdapat pimpinan yang di sebut Pinrung (siaga), Pinru (penggalang), dan Pinsa (Penegak). Pimpinan tersebut bertugas untuk mengkoordinir kelompok tersebut.

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan fomal, informal maupun non formal Kaitannya dengan pramuka, maka yang disebut dengan peserta didik yang berusia 7-10 tahun disebut pramuka siaga, peserta didik yang berusia 11-15 tahun disebut pramuka penggalang, peserta didik yang berusia 16-20 tahun disebut pramuka penegak, dan peserta didik yang berusia 21- 25 disebut pramuka pandega.

Memahami peserta didik merupakan sikap pembina pramuka, pelatih Pembina  pramuka dan pemimpin kwartir yang harus dimiliki dan dilakukan karena dengan mengetahui aspirasi/tuntutan peserta didik dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam penyususnan program peserta didik, maka kegiatan kepramukaan akan dapat memenuhi kebutuhan dan minat mereka sehingga kegiatan kepramukaan yang disajikan menjadi kegiatan yang menarik dan menyenangkan.

D.      Lingkungan Pendidikan Kepanduan

Lingkungan pendidikan adalah tempat berlangsungnya proses pendidikan mulai dari keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga lembaga tersebut dituntut melakukan kerjasama diantara mereka baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan saling tertopangnya kegiatan yang sama secara mandiri atau bersamasama. Hal ini sesuai dengan apa yang   ada   dalam   ketetapan   MPR   No.   IV/MPR/1978,   yaitu:   pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Lingkungan pendidikan kepramukaan sama halnya dengan lingkungan pendidikan pada semestinya, pendidikan kepramukaan dapat dilakukan di dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Tetapi di kegiatan kepramukaan lebih sering berada diluar kelas (outdoor), yang mana diharapkan dari kegiatan diluar kelas ini siswa mampu mampu belajar dari alam.

E.       Bahan Pendidikan Kepanduan

Bahan pendidikan adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, baik berupa bahan tertulis seperti hand out, buku, modul, lembar kerja, brosur, leaflet, wallchart maupun bahan tidak tertulis seperti video/film, VCD, radio, kaset, CD interaktif  berbasis  komputer  dan  internet.  Bahan  ajar  dalam  bentuk  tertulis berupa materi yang harus dipelajari siswa sebagai sarana untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Materi pembelajaran tersebut berupa  pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus diajarkan oleh pendidik dan harus dipelajari oleh mahasiswa untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran kepanduan juga sangat mendukung untuk pencapaian keberhasilan guru atau kakak pembina dalam mengajar. Adapun contoh bahan yang diperlukan seperti : peluit, tongkat, bendera, tenda, dll.

 

MATERI 5

ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

A.      Struktur Organisasi Gerakan Pramuka


Gambar 1 (Struktur Organisasi Gerakan Pramuka)

            Tugas Pokok Gerakan Pramuka ialah menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas-tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, yang sanggup bertanggung jawab dan mampu membina serta mengisi kemerdekaan nasional. Untuk dapat mengefektifkan pelaksanaan tugas pokok tersebut Gerakan Pramuka menyusun dan menata organisasi gerakan pramuka dari tingkat Nasional, Daerah, Cabang, Ranting, sampai ke Gugus depan.

B.       Jenjang Organisasi

Organisasi Gerakan Pramuka berjenjang sebagai berikut:

a.         Anggota Gerakan Pramuka dihimpun dalam Gugus depan-gugus depan yang ada di wilayah Desa atau Kelurahan.

b.        Gugus depan, gugus depan dihimpun di dalam Ranting yang meliputi suatu wilayah Kecamatan.

c.         Ranting-ranting dihimpun di dalam Cabang yang meliputi suatu wilayah Daerah Tingkat II terdiri dari Kabupaten dan Kota.

d.        Cabang-cabang dihimpun di dalam Daerah yang meliputi seluruh Wilayah Republik Indonesia.

e.         Di Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dapat dibentuk Gugusdepan di bawah pembinaan pusat.

C.      Struktur Majelis Pembimbing Gerakan Pramuka

Kepengurusan :

1.      Susunan Pengurus Mabi terdiri atas:

Seorang Ketua, Seorang Wakil Ketua, Seorang Sekretaris, Seorang Ketua Harian, Beberapa orang anggota

2.      Pengurus diupayakan pria dan wanita dalam jumlah yang seimbang.

3.      Jumlah wakil ketua Mabi dan jumlah anggota Mabi ditentukan oleh Mabi masing-masing sesuai dengan keadaan dan kebutuhan Mabinya serta diupayakan seimbang antara pria dan wanita.

4.      Ketua Mabigus dipilih dari antara anggota Mabigus yang ada.

5.      Pada tingkat satuan karya Ketua Mabi dijabat oleh pejabat pada lembaga/ instansi/departemen terkait.

6.      Pada tingkat kwartir ranting, cabang dan daerah Ketua Mabi dijabat oleh Kepala Wilayah atau Kepala Pemerintahan setempat.

7.      Pada tingkat nasional Ketua Mabi dijabat oleh Presiden Republik Indonesia.

8.      Jabatan Ketua Harian disesuaikan dengan kebutuhan.

9.      Wakil Ketua, Ketua Harian, Sekretaris Mabi dipilih dari antara anggota Mabi.

10.  Dalam kepengurusan Mabi dapat dibentuk bidang-bidang sesuai kebutuhan.

Majelis Pembimbing adalah suatu badan dalam Gerakan Pramuka yang mendukung pelaksanaan tugas Gerakan Pramuka dengan cara memberi bimbingan dan bantuan moril, organisatoris, material dan finansial kepada Kwartir Nasional, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang, Kwartir Ranting,  dan  Gugusdepan Gerakan Pramuka. Majelis Pembimbing (MABI) Gerakan Pramuka berkedudukan di tingkat:

a. Nasional disebut Majelis Pembimbing Nasional (MABINAS)

b. Daerah disebut Majelis Pembimbing Daerah (MABIDA)

c. Cabang disebut Majelis Pembimbing Cabang (MABICAB)

d. Ranting disebut Majelis Pembimbing Ranting (MABIRAN)

e. Gugusdepan disebut Majelis Pembimbing Gugusdepan (MABIGUS)

f. Desa/Kelurahan disebut Majelis Pembimbing Desa (MABISA)

g. Satuan Karya Pramuka disebut Pembimbing Saka (MABISAKA)        

Tugas Pokok dan Fungsi Majelis Pembimbing

Tugas Pokok Mabi adalah memberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral, organisatoris, materiil, finansial dan konsultasi kepada gudep, satuan dan kwartir yang bersangkutan:

1.      Kata-kata “memberi bimbingan” yang dimaksud di atas mengandung makna memberi arahan, saran, nasehat, dan dukungan moral.

2.      Kata-kata “memberi bantuan” yang dimaksud di atas mengandung makna membuka jalan, mengusahakan kesempatan, fasilitas, dana serta memberi peluang agar Gerakan Pramuka mendapat akses untuk memperoleh bantuan dari pemerintah dan masyarakat.

3.      Kata-kata “konsultasi” yang dimaksud di atas mengandung makna bahwa gudep, satuan, dan kwartir dapat berkonsultasi mengenai permasalahan yang dihadapi dalam upaya meningkatkan citra Gerakan Pramuka.

4.      Fungsi Mabi adalah memberi bimbingan, bantuan konsultasi kepada gudep, satuan dan kwartir yang bersangkutan agar dapat:

a.       Memecahkan masalah-masalah moral, mental, dan psikologis.

b.      Memecahkan masalah-masalah organisatoris, termasuk meningkatkan jumlah dan mutu anggota Gerakan Pramuka.

c.       Memecahkan masalah-masalah material, termasuk usaha memperoleh fasilitas, dana dan sarana.

d.      Menjalankan segenap usaha yang berkaitan dengan masalah-masalah finansial, terutama usaha untuk mengumpulkan dana, agar dapat memperoleh subsidi dan pemberian lain dari masyarakat yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.

e.       Menyampaikan aspirasi masyarakat untuk pengembangan pendidikan Gerakan Pramuka

D.      Fungsi Kwartir-kwartir

Kepala Negara Rebuplik Indonesia adalah Pramuka Utama Gerakan Kepanduan Praja Muda Karana

a.       Kwartir adalah pusat pengendali Gerakan Pramuka yang dipimpin secara kolektif oleh Kwartir yang terdiri atas para Andalan, dengan susunan sebagai berikut:

1) Seorang Ketua

2) Beberapa Wakil Ketua yang  merangkap sebagai Ketua Komisi

3) Seorang Sekretaris Jenderal (di Kwarnas)atau seorang sekretaris (di jajaran Kwartir yang lain)

4) Beberapa orang anggota

b.      Untuk meningkatkan pembinaan dan pengembangan Satuan Karya Pramuka (SAKA) setiap Kwartir membentuk Pimpinan SAKA dengan tugas mengusahakan dukungan meteriil dan finasiil untuk program-program SAKA, yang ketuanya adalah ex-officio adalah anggota Kwartir/Andalan.

c.       Kwartir menetapkan Andalan Urusan yang dikelompokkan dalam Komisi-komisi yang bertugas mempelancar dan mengkoordinasikan pelaksanaan kebijaksanaan Kwartir, yang susunannya terdiri atas: Seorang Ketua, seorang Wakil Ketua, seorang Sekretaris yang dijabat oleh Staf Kwartir.

d.      Kwartir menyusun suatu staf yang terdiri atas karyawan yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis dan administrasi yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal (di Kwarnas)/Sekretaris ( di jajaran Kwartir yang lain).

e.       Kwartir Harian

Apabila diperlukan masing-masing jajaran Kwartir dapat membentuk badan Kwartir Harian untuk melaksanakan tugas sehari-hari, yang terdiri atas:

E.       Organisasi dan Administrasi Gerakan Pramuka

Gugus depan disingkat Gudep adalah kesatuan organik dalam Gerakan Pramuka yang merupakan wadah untuk menghimpun anggota Gerakan Pramuka sebagai Peserta Didik Pembina Pramuka dan Majelis Pembimbing Gugus depan. Anggota putera dan puteri dihimpun dalam Gudep yang terpisah, masing - masing merupakan Gudep yang berdiri sendiri. 

Tujuan dibentuknya Gugus depan sebagai wadah terhimpunnya Perindukan Siaga, Pasukan Penggalang, Ambalan Penegak dan Rancana Pandega, adalah untuk :

1.      Memudahkan pengelolaan dan penyelenggaraan kepramukaan dalam mencapai tujuan Gerakan Pramuka.

2.      Memudahkan dan menjamin dilaksanakan proses pendidikan progresif yang  utuh/komplit secara efisien dan efektif.

3.      Memudahkan dan menjamin dilaksanakannya kepramukaan sebagai proses pendidikan sehat, terencana dan praktis.

4.      Memudahkan terjadinya interaksi antara Pembina Pramuka dan Pembantu Pembina Pramuka Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega guna menjamin kesinambungan proses pendidikan progresif yang utuh/komplit.

Gugus depan (Gudep)

1.      Gudep dibentuk oleh musyawarah Gudep (Mugus) Gudep dipimpin oleh seorang Pembina Gudep yang dipilih oleh musyawarah Gudep untuk masa bakti 3 tahun.

2.      Pembina Gugus depan menyusun pembina satuan Pramuka di Gudepnya, yaitu : Seorang Pembina Siaga dan 3 orang Pembantu Pembina Siaga untuk tiap perindukan. Seorang Pembina Penggalang dan dua orang Pembantu Pembina Penggalang untuk setiap pasukan. Seorang Pembina Penegak dan Seorang Pembantu Pembina Penegak untuk setiap Ambalan. Seorang Pembina Racana untuk setiap racana.

Gugus depan Luar Biasa.

Gugus depan Luar Biasa ialah Gugusdepan yang anggotanya terdiri atas   anak-anak penyandang cacat jasmani maupun mental, terdiri dari penyandang :

b.      Tuna Netra (golongan A)

c.       Tuna Rungu  Wicara (golongan B)

d.      Tuna Grahita (golongan C)

e.       Tuna Daksa (golongan D)

f.       Tuna Laras (golongan E)

 

Musyawarah Gugusdepan (MUGUS)

a.       Di dalam setiap Gudep, kekuasaan tertinggi terletak pada Musyawarah Gudep (MUGUS)

b.      Pembina Gudep menyelenggarakan MUGUS sekali dalam 3 tahun dan menjabat sebagai pemimpin  Mugus.

c.       Peserta Mugus terdiri dari pada Pembina Pramuka, para Pembantu Pembina,  perwakilan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Acara pokok Mugus adalah:

1.      Pertanggung jawaban pembina Gudep selama masa baktinya termasuk pertanggung jawaban keuangan.

2.      Rencana kerja Gudep untuk masa bakti berikutnya.

3.      Pemilikan pembina Gudep baru.

d.      Pertanggungjawaban keuangan Gudep selama masa baktinya yang dibuat oleh Pembina Gudep dengan bantuan seorang ahli administrasi keuangan, dan sebelum diajukan ke Mugus diteliti dan disyahkan oleh suatu panitia verifikasi yang dibentuk oleh Mugus yang lalu.

Dewan Kehormatan Gudep

a.         Dewan Kehormatan dibentuk untuk : menilai sikap dan perilaku anggota Gerakan Pramuka di tingkat gudep, yang melanggar kode kehormatan atau merugikan nama baik Gerakan Pramuka. menilai sikap, perilaku, dan jasa seseorang untuk mendapatkan tanda penghargaan.

b.         Dewan Kehormatan Gudep terdiri atas :

1.      Mabigus

2.      Pembina Gudep

3.      Para Pembina Satuan

4.      Dewan Ambalan/Racana (apabila diperlukan.

 

MATERI 6

KIASAN DASAR SISTEM DAN METODA

A.      Kesukarelaan

1.      Pengertian kesukarelaan

Kesukarelaan ialah salah satu dari prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Gerakan Pramuka. Kesukarelaan merupakan perilaku laris atau perbuatan yang bukan alasannya paksa atau tekanan-tekanan dan yang dilandaskan pada sifat-sifat:

a.       Ketulusan hati

b.      Tanpa pamrih

c.       Mengutamakan kewajiban daripada hak

d.      Pengabdian

e.       Tanggung jawab

2.      Tujuan Kesukarelaan

Agar pendidikan kepramukaan itu masuk pada setiap akseptor didik, sehingga menjadi pengabdi masyarakat yang nrimo hati, tanpa pamrih bertanggungjawab dan mengutamakan kewajiban dari pada hak.

3.      Pelaksanaan Kesukarelaan

a.       Kalau seseorang itu telah menjadi anggota Pramuka, maka atas dasar kesukarelaannya itu ia ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Gerakan Pramuka.

b.      Seseorang itu ialah anggota Gerakan Pramuka dan mengenakan seragam Gerakan Pramuka serta menggunakan hak-haknya sebagai anggota Gerakan Pramuka,

 

B.       Janji dan Ketentuan Moral

1.      Pengertian Janji dan Ketentuan Moral

Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya pramuka dan Ketentuan Moral yang disebut Darma pramuka.

Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Janji yang disebut Satya adalah:

a.       Janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka sesudah memenuhi persyaratan keanggotaan;

b.      Tindakan langsung untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan janji;

c.       Titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi, mental, moral, ranah spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisiknya, baik sebagai langsung maupun anggota masyarakat lingkungannya.

Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Ketentuan Moral yang disebut Dharma adalah:

a.       Alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur.

b.      Upaya memberi pengalaman simpel yang mendorong anggota Gerakan Pramuka menemukan, menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota.

c.       Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui kepramukaan yang kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, mempunyai rasa kebersamaan dan gotong royong;

d.      Kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan Moral disusun dan ditetapkan bersama hukum yang mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian tanggungjawab dan penentuan putusan.

2.      Isi Janji dan Ketentuan Moral

a.       Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga, usia 7-10 tahun terdiri atas:

Dwisatya Pramuka Siaga:                                                               

Demi kehormatanku saya berjanji akan bersungguh-sungguh:

Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berdasarkan hukum keluarga.

Setiap hari berbuat kebajikan.

Dwidarma Pramuka Siaga:

Siaga berbakti kepada ayah bundanya.

Siaga berani dan tidak putus asa.

b.      Kode kehormatan bagi Pramuka Penggalang usia 11-15 tahun, terdiri atas:

Trisatya

Demi kehormatanku saya berjanji akan bersungguh-sungguh:

Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.

Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat.

Menepati Dasadarma.

Dasadarma

Dasadarma Pramuka itu:

1.      Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2.      Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia

3.      Patriot yang sopan dan kesatria

4.      Patuh dan suka bermusyawarah

5.      Rela menolong dan tabah

6.      Rajin, terampil, dan gembira

7.      Hemat, cermat, dan bersahaja

8.      Disiplin, berani, dan setia

9.      Bertanggungjawab dan sanggup dipercaya

10.  Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

c.       Kode kehormatan Pramuka Penegak usia 16-20 tahun.

Kode kehormatan pramuka penegak sama menyerupai instruksi kehormatan pramuka penggalang, perbedaannya terletak pada janji (Trisatya). Kode kehormatan janji, Trisatya:

Demi kehormatanku saya berjanji akan bersungguh-sungguh:

Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.

Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat.

Menepati Dasadarma.

C.      Sistem Beregu

1.      Sistem Beregu

a.       Pengertian Sistem Beregu

Sistem beregu ialah salah satu prinsip dasar metodik pendidikan kepramuka. Pengertian regu dalam Sistem Beregu ialah kelompok kecil yamg terdiri atas 5 hingga 10 orang anggota.

b.    Manfaat Sistem Beregu

Dengan menggunakan Sistem Beregu akan diperoleh manfaat antara lain:

1)        Memberi kesempatan akseptor didik, mengembangkan jiwa kepemimpinannya.

2)        Mempermudah dan memperlancar proses pendidikan bagi akseptor didik.

3)        Mempermudah menggerakan akseptor didik.

4)        Mempermudah pengawasan dan pengamatan.

5)        Mempermudah perkembangan langsung akseptor didik.

6)        Memberi kesempatan akseptor didik untuk berlatih hidup bermasayarakat, berotong-royong, kerjasama, tenggang rasa, dll.

c.       Pembentukan Regu

1)      Regu Tetap (misalnya Barung Siaga, Regu Penggalang dan Sangga Penegak dalam satuan di gugus depan)

2)      Regu tidak tetap, yaitu kelompok yang di bentuk untuk sementara waktu, contohnya untuk permainan, untuk melaksanakan kiprah tertentu.

 

D.      Sistem Tanda Kecakapan

Tanda kecakapan umum dalam gerakan pramuka ialah gejala yang dikenakan pada pakaian pramuka sebagai tanda kecakapan, keterampilan, ketangkasan, kemampuan, perilaku dan perjuangan pramuka dalam bidang tertentu, sesuai dengan golongan usianya. Tanda kecakapan terdiri atas 3 macam yaitu:

            a.    Tanda kecakapan umum

Tanda kecakapan umum (TKU) ialah tanda yang didapatkan pramuka sesudah seorang pramuka menuntaskan syarat-syarat kecakapan umum (SKU) dan dilantik pada tingkat SKU tertentu.

Macam-macam tanda kecakapan umum sesuai dengan tingkatan SKU pada masing-masing golongan pramuka. Berikut ini macam-macam tanda kecakapan umum :

            1)   TKU untuk pramuka siaga

Semua tanda kecakapan umum siaga terbuat dari kain. Terdapat tanda kelopak bunga kelapa yang mulai terbuka berwarna putih warna dalam warna dasar. Garis tepi berwarna hitam pada bentuk jajar genjang. TKU untuk pramuka siaga, terdiri atas yaitu : TKU siaga mula, TKU siaga bantu, TKU siaga tata

            2)   TKU untuk pramuka penggalang

Semua tanda kecakapan umum siaga terbuat dari kain. Tanda kecakapan umum berbentuk abjad V lurus. Terdapat gambar mayang terurai atau bertangkai bunga tiga buah dan berwarna putih dalam rujukan dasar. Garis tepi berwarna hitam pada gambar abjad V lurus. TKU untuk pramuka penggalang, terdiri atas yaitu : TKU penggalang ramu, TKU penggalang rakit, TKU penggalang terap. 

            3)   TKU untuk pramuka penegak, terdiri atas yaitu :

Semua tanda kecakapan umum siaga terbuat dari kain. TKU berbentuk trapesium. Terdapat gambar bintang bersudut lima, sepasang tunas kelapa yang berlawanan dan terdapat goresan pena “BANTARA” atau “LAKSANA” di bawah tunas kelapa tersebut. TKU untuk pramuka penegak, terdiri atas yaitu TKU penegak bantara, TKU penegak laksana.

3)      TKU untuk pramuka pandega terdiri atas satu tingkatan yaitu TKU pandega.

Semua tanda kecakapan umum siaga terbuat dari kain. TKU berbentuk trapesium. Terdapat gambar bintang bersudut lima, sepasang tunas kelapa yang berlawanan dan terdapat goresan pena “PANDEGA” di bawah tunas kelapa tersebut.

            b.    Tanda Kecakapan Khusus 

Tanda kecakapan khusus ialah tanda yang diperoleh sesudah seorang anggota pramuka menuntaskan syarat-syarat kecakapan khusus (SKK).SKK merukapan aneka ragam jenis kecakapan dan keterampilan pada bidang-bidang tertentu.

 Adapun tingkatan dan bentuk TKK ialah sebagai berikut:

1)      Untuk pramuka siaga, terdiri atas satu tingkatan dengan bentuk segitiga sama kaki terbalik dan tidak menggunakan bintang.

2)      Untuk pramuka penggalang, terdiri atas tiga tingkatan, yaitu:

a)      Purwa, berbentuk bundar dengan bingkai berwarna merah.

b)      Madya, berbentuk persegi dengan bingkai berwarna merah

c)      Utama, berbentuk segilima sama sisi dengan bingkai berwarna merah.

3)      Untuk pramuka penegak dan pandega, terdiri atas tiga tingkatan, yaitu:

a)      Purwa, berbentuk bundar dengan bingkai berwarna kuning.

b)      Madya, berbentuk persegi dengan bingkai berwarna kuning.

c)      Utama, berbentuk segilima sama sisi dengan bingkai berwarna kuning.

            Sepuluh tanda kecakapan khusus yang wajib:

Penggolongan berdasarkan bidang ini meliputi:

1)      Kuning: bidang agama, tabiat spiritual, pembentukan langsung dan watak.

2)      Putih: bidang kesehatan dan ketangkasan.

3)      Biru: bidang sosial, prikemanusiaan, tolong-menolong dan ketertiban masyarakat.

4)      Merah: bidang patriotisme dan seni budaya.

5)      Hijau: bidang keterampilan dan teknik pembangunan.[5]

Tanda Kecakapan Garuda

Seorang sanggup menjalani syarat pramuka garuda sesudah menuntaskan SKU tertinggi pada masing-masing golongannya.

Tanda pramuka garuda, sesuai dengan syarat pramuka garuda terdiri atas lima golongan, yaitu:

1)      Garuda hijau, yaitu untuk golongan pramuka siaga.

2)      Garuda merah, yaitu untuk golongan pramuka penggalang.

3)      Garuda kuning, yaitu untuk golongan pramuka penegak.

4)      Garuda perak, yaitu untuk golongan pramuka pandega.

5)      Garuda emas, yaitu untuk yang telah mencapai tiga kali pramuka garuda dalam golongan yang berbeda.

E.       Permainan Pendidikan

      1.      Pesan Rahasia

                        Semua akseptor berbaris dan pembina memberikan pesannya. Setelah pembina selesai memberikan pesannya kemudian akseptor harus menyebutkan kembali apa yang disampaikan oleh pembina tadi. Pesan yang terkandung di dalamnya bisa nama-nama benda, binatang atau orang dan yang lain sebagainya.

      2.      Isi Ruangan

                        Setiap pramuka diperintahkan masuk ke dalam suatu ruangan secara bergantian dan memberi waktu selama setengah menit atau 30 detik untuk tiap.Kemudian sesudah itu, setiap akseptor harus menuliskan sebanyak-banyaknya barang yang dilihat. Permainan ini untuk melatih daya ingat.

      3.      Bau dan Harum

                        Pembina bisa menyediakan beberapa macam benda yang mempunyai amis menyerupai makanan, bumbu, obat-obatan, atau parfum dan sebagainya. Kemudian anggota pramuka harus mencium amis dari benda tersebut dengan mata tertutup dan menyebutkan bendanya, yang terbanyak menyebutkan itu lah pemenangnya.

F.       Perkembangan Rasa, Karsa dan Karya

      1.      Rasa : perasaan

      2.      Karsa : niat atau kemauan

            3.      Karya : perbuatan yang membuahkan

 

MATERI 7

ADMINISTRASI DALAM KEPRAMUKAAN PROGRAM KERJA GUGUS DEPAN, PEMBUKUAN, SURAT MENYURAT KELUAR/MASUK

A.      Pengertian Administrasi Gugus Depan

Administrasi dalam arti luas, adalah pengelolaan satuan yang meliputi: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan kepramukaan di satuan. Administrasi dalam arti terbatas (sempit) ialah meliputi penataan dan penertiban secara tertulis atau kegiatan-kegiatan yang disebut tata usaha dalam Gugus Depan Gerakan Pramuka.

B.     Fungsi Administrasi

Admnistrasi berfungsi :

1.      Untuk melaksanakan pengawasan, terhadap semua pekerjaan harus dilakukan menurut ketentuan.

2.      Sebagai pedoman pokok yang harus dilaksanakan untuk ditetapkan di lingkungan Organisasi Gerakan Pramuka.

C.      Penggolangan Administrasi

Untuk mencapai tujuan, maka hal-hal yang berkaitan dengan tulis menulis, maka di golongkan sebagai berikut :

1.      Catatan

2.      Laporan

3.      Perencanaan, rencana dan program

4.      Keputusan

5.      Surat menyurat

D.      Surat menyurat

Surat adalah suatu alat penyampaian berita secara tertulis yang berisi pemberitahuan, pernyataan permintaan dan lain-lain kepada pihak lain. Surat menyurat adalah kegiatan pengendalian arus berita baik tertulis maupun lisan yang timbul dari adanya pencatatan, laporan, perencanaan atau program dan keputusan yang memungkinkan adanya permintaan penjelasan penambahan kekurangan-kekurangan atau perubahan-perubahan.

Surat menyurat dibagi dalam 2 (dua) macam yaitu:

 

1.      SURAT MASUK, ialah semua tulisan-tulisan atau berita-berita yang diterima dari instansi/pihak lain, yang penerimaannya dipusatkan di sekretariat atau bagian lain yang diberi wewenang untuk tugas itu.

2.      SURAT KELUAR, ialah semua tulisan-tulisan yang dikirimkan kepada instansi/pihak lain, yang setiap konsep untuk diajukan kepada pimpinan disalurkan melalui Kepada Sekretariat/Sekretaris atau pejabat yang diberi wewenang meneliti.

E.       Administrasi yang diperlukan di Gugus Depan/Ambalan

1.      Buku Induk Gugus Depan

2.      Buku Keuangan

3.      Buku Inventaris

4.      Buku Tamu

5.      Buku prestasi

6.      Buku acara latihan dan notulen Dewan Ambalan

7.      Log book /Daftar Peristiwa Penting

8.      Buku Presensi dan Iuran

9.      Buku Riwayat Ambalan

10.  Buku Agenda Ambalan

 

MATERI 8

FUNGSI DAN PERANAN KEPRAMUKAAN DALAM PROSES PENDIDIKAN BANGSA

A.      Fungsi dan Tujuan Gerakan Pramuka

     Fungsi gerakan pramuka adalah sebagai penyelenggara pendidikan nonformal di luar sekolah dan di luar keluarga. Pendidikan tersebut menjadi wadah pembinaan dan pengembangan kaum muda dengan ciri khusus. Ciri khususnya adalah penerapan prinsip dasar kepramukaan, metode kepramukaan, dan sistem among.

Selain sebagai penyelenggara pendidikan nonformal, gerakan pramuka juga berfungsi sebagai wadah untuk mencapai tujuan  gerakan pramuka. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan berbagai usaha yang meliputi :

a.           Pendidikan dan Pelatihan Pramuka

b.          Pengembangan Pramuka

c.           Pengabdian masyarakat dan orang tua

d.          Permainan yang berorientasi pada pendidikan

Kepramukaan merupakan proses pendidikan dengan bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan, yang sasaranya adalah pembentukan karakter peserta didiknya.

Pendidikan kepramukaan diartikan secara luas sebagai suatu proses pembinaan yang berkesinambungan bagi sumber daya manusia pramuka, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat, sasaranya adalah menjadikan mereka sebagai manusia mandiri, peduli, bertanggung jawab dan berpegang teguh pada nilai dan norma agama, bangsa dan masyarakat.

B.       Tugas Pokok Gerakan Pramuka

           Adapun secara lebih rinci terdapat enam tugas pokok gerakan pramuka, antara lain sebagai berikut:

1.      Menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak dan pemuda Indonesia menuju ke tujuan gerakan pramuka sehinga dapat membentuk tenaga kader pembangunan yang berjiwa pancasila dan sanggup serta mampu menyelengarakan pembangunan masyarakat, bangsa, dan negara.

2.      Gerakan pramuka selalu memperhatikan keadaan, kemampuan, kebutuhan, serta minat peserta didiknya.

3.      Ada dua tugas lain yang perlu diperhatikan yakni:

a.           Gerakan pramuka berkewajiban melaksanakan “Eka Prasetia Panca Karsa”.

b.          Karena kepramukaan bersifat nasional, maka kegiatan gerakan pramuka harus disesuaikan dengan kepentingan nasional. Kepentingan nasional bangsa Indonesia ini tercantum dalam “Garis Besar Haluan Negara”.

4.      Gerakan pramuka hidup dan bergerak ditengah masyarakat dan berusaha membentuk tenaga kader pembangunan yang berguna bagi masyarakat. Oleh karena itu gerakan pramuka juga harus memperhatikan keadaan, kemampuan, adat, dan harapan masyarakat, dalam hal ini termasuk jua orang tua peserta pramuka.

5.      Dalam pelaksanaan kegiatannya, gerakan pramuka menggunakan PDMPK (Prinsip-prinsip Dasar Methodik Pendidikan Kepramukaan), sistem among, dan berbagai metode penyajian lainnya. Para peserta pramuka mendapatkan pembinaan dalam satuan gerak sesuai dengan usia dan bidang kegiatannya, dengan mengikuti pada syarat kecakapan umum, khusus, dan pramuka garuda.

6.      Sasaran yang ingin dicapai dengan pendidikan kepramukaan itu ialah:

a.           Kuat keyakinan beragamanya

b.          Tinggi mental dan moralnya, serta berjiwa Pancasila

c.           Sehat, segar, dan kuat jasmaninya

d.          Cerdas tangkas dan terampil

e.           Berpengetahuan luas dan dalam

f.           Berjiwa kepemimpinan dan patriotik

g.          Berkesadaran nasional dan peka terhadap perubahan lingkungan

h.          Berpengalaman banyak

2)        Pelaksanaan Pendidikan Kepramukaan

1.          Mekanisme Pelaksanaan Pendidikan Kepramukaan

a.      Perencanaan Program Kerja

1)      Program Kerja Gugus Depan

a)      Program ini diawali dengan musyawarah gugus depan atau disingkat “Mugus” adalah kegiatan yang sangat penting dalam upaya memajukan dan menjaga kelangsungan kehidupan gugus depan. Mugus dilaksanakan 3 tahun sekali, dengan kegiatan pokok sebagai berikut:

b)      Evaluasi kegiatan 3 tahun sebelumnya

c)      Merencanakan program gugus depan 3 tahun ke depan

d)     Memilih pengurus gugus depan yang baru.

2)      Program kerja tahunan di gugus depan harus selalu diwujudkan sebagai pedoman kegiatan. Proses pelaksanaan pembuatan program kerja tahunan dilakukan oleh Ketua Gudep, Pembina Satuan, Pembina Pramuka, Pembantu Pembina, dengan pengarahan Majelis Pembimbing Gudep. Penyusunan program kerja dengan menyerap aspirasi peserta didik yang berasal dari Dewan Siaga, Penggalang, Penegak, dan Pandega.

b.      Program Kegiatan Satuan

Program kegiatan satuan meliputi program: Perindukan Siaga, Pasukan penggalang, Ambalan Penegak, dan Racana Pandega.

1)      Program Kegiatan Siaga

a)          Pencapaian SKU (Siaga: Mula, Bantu, Tata)

b)         Peminatan SKK (Syarat Kecakapan Khusus yakni kecakapan tertentu yang diminati dipilih sendiri oleh peserta didik).

c)          Kegiatan pelantikan dilakukan sebagai apresiasi prestasi yang dicapai oleh peserta didik golongan Siaga.

d)         Pesta dan Pertemuan Besar Siaga. Contoh: Wide game, kunjungan antar perindukan, pameran hasil karya Siaga, dan Bazar Siaga.

e)          Kegiatan partisipasi (mengikuti kegiatan tingkat Kwartir Ranting dan Cabang)

f)          Persari (perkemahan satu hari-tanpa menginap)

g)         Pencapaian Syarat Pramuka Garuda

h)         Pindah Golongan (dari Siaga menuju Penggalang).

2)      Program Kegiatan Penggalang

a)          Pencapaian SKU (Penggalang Ramu, Rakit, Terap)

b)         Pengayaan peningkatan keterampilan SKK

c)          Pelantikan

d)         Partisipasi dan prestasi, Semisal: Jambore, Lomba Tingkat atau LT, Gladian Pemimpin Regu (Dianpinru), Jota (Jamboree on the air), Joti (Jamboree on the internet),  Pengenalan Saka

e)          Pengembangan Wawasan, semisal: Latihan Gabungan.

3)      Program Kegiatan Penegak

a)          Pencapaian SKU (Penegak: Bantara, Laksana)

b)         Peminatan SKK

c)          Pelantikan

d)         Partisipasi dan prestasi, semisal: Raimuna pertemuan pramuka penegak dan pandega putra dan putri, Perkemahan Wirakarya (Community Development Camp), Musppanitera (Musyawarahnya Penegak dan Pandega), Pertisaka (Perkemahan Bakti Satuan Karya), Geladian Pimpinan Satuan Penegak, Latihan Pengembangan Kepemimpinan (LPK),  Kursus Instruktur Muda, Kursus Pengelola Dewan Kerja (KPDK), Pendidikan Bela Negara (PBN), dll.

c.       Program Latihan

1)         Program Latihan Mingguan

2)         Program Latihan Bulanan

3)         Program Latihan Enam Bulanan

3)        Sifat Kepramukaan

1.          Menurut AD GP Bab III Pasal 7

a.           Gerakan pramuka adalah gerakan kepanduan Indonesia.

b.          Gerakan pramuka adalah organisasi pendidikan yang keanggotaannya bersifat sukarela, tidak membedakan suku, ras, golongan, dan agama.

c.           Gerakan pramuka bukan organisasi kekuatan sosial-politik dan tidak menjalankan kegiatan politik praktis.

d.          Gerakan pramuka ikut serta membantu masyarakat dengan melaksanakan pendidikan bagi kaum muda, khususnya pendidikan non formal di luar sekolah dan luar keluarga.

e.           Gerakan pramuka menjamin kemerdekaan tiap-tiap anggotanya untuk memeluk agama dan kepercayaannya masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaan masing-masing

2.             Menurut Resolusi Konperensi Kepramukaan Sedunia di Kopenhagen (Denmark) tahun 1924

Resolusi Konperensi Kepramukaan Sedunia yang diadakan di Kopenhagen (Denmark) tahun 1924, telah menetapkan tiga ciri khas sifat kepramukaan:

a.       Nasional

Nasional dalam hal ini mengandung arti bahwa suatu organisasi kepramukaan di suatu negara haruslah   bersifat nasional yang disesuaikan dengan keadaan, kebutuhan, dan kepentingan masyarakat, bangsa,  dan negaranya.

b.       Internasional

Internasional dalam hal ini mengandung arti bahwa kepramukaan di negara manapun di dunia ini,harus mampu membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama manusia (sesama pramuka), tanpa membeda-bedakan latar belakang suku, bangsa, kepercayaan, agama, golongan, maupun tingkatan sosial apapun.

c.        Universal

Universal dalam hal ini mengandung arti bahwa dimanapun juga di dunia ini, dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan itu, akan  selalu didasarkan pada prinsip dasar metodik kepramukaan,sebagai landasan universal.

 

 

MATERI 9

FALSAFAH KEPRAMUKAAN

A.      Pengertian Falsafah dan Kepramukaan

Dalam Kamus Besar Bahsa Indonesia (KBBI) Falsafah berarti anggapan, gagasan, dan sikap batin yang paling dasar yang dimiliki oleh orang atau masyarakat; pandangan hidup. Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik,    menyenangkan,    sehat,    teratur, terarah, dan praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar dan metode kepramukaan yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur.

Dapat disimpulkan bahwa Falsafah Kepramukaan adalah kumpulan-kumpulan gagasan dari kepramukaan itu sendiri yang didalamnya terdiri dari pokok-pokok pengertian, Prinsip-prinsip dan metode kepramukaan itu sendiri.

B.     Pokok-pokok Pengertian Falsafah Kepramukaan

A.    Pancasila

Republlik Indonesia adalah Negara hukum yang berdasarkan falsafah Pancasila, Karena itu, rumusan Dasadarma Pramuka berisi penjabaran dari Pancasila dalam kehidupannya sehari-hari.

1.    Ketuhanan Yang Maha Esa

2.    Kemanusiaan yang adil dan beradab

3.    Persatuan Indonesia

4.    Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

5.    Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

B.     Trisatya

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :

1.         Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.

2.         Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat.

3.         Menepati Dasa Dharma.

Di dalam Trisatya ada enam kewaiiban yaitu :

1.         Kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2.         Kewajiban terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3.         Kewajiban terhadap Pancasila.

4.         Kewajiban terhadap sesama hidup.

5.         Kewajiban terhadap masyarakat.

6.         Kewajiban terhadap Dasadarrna.

Perbedaan Trisatya penggalang dengan Trisatya penegak, pandega dan anggota dewasa adalah Trisatya golongan penggalang tercantum kalimat mempersiapkan diri membangun masyarakat, sedangkan pada Trisatya golongan penegak, pandega dan anggota dewasa kalimat tersebut berubah menjadi ikut serta membangun masyarakat.

C.    DasaDharma

Dasadharma adalah ketentuan moral.

Adapun poin-poin dasadharma sebagai berikut :

1.      Darma pertama: Takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa

2.      Darma kedua: Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia

3.      Darma Ketiga : Patriot yang sopan dan ksatria

4.      Darma keempaat: Patuh dan suka bermusyawarah.

5.      Darma kelima: Rela menolong dan tabah

6.      Darma keenam : Rajin, terampil, dan gembira

7.      Darma ketujuh: Hermat, cermat, dan bersahaja

8.      Darma kedelapan: Disiplin,  berani dan  Setia

9.      Darma kesembilan: Bertanggungjawab dan dapat dipercaya

10.  Darma kesepuluh : Suci dalam pikiran Perkataan dan perbuatan

 

D.    AD & ART

            Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) adalah ketentuan dasar dan ketentuan operasional bagi suatu organisasi yang mencerminkan aspirasi, visi, dan misi Gerakan Pramuka Indonesia. Pengikat persatuan dan kesatuan Gerakan Pramuka dalam prinsip, idealism, tindak laku baik organisatoris, sosial, maupun budaya. Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) merupakan landasan kerja dan landasan gerak Gerakan Pramuka dalam mewujudkan visi dan misinya.

            Anggaran Dasar Gerakan Pramuka 2004 pasal 4 dijabarkan dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka 2004 pasal 4 melalui Kepramukaan yaitu :

1.    Membentuk kader bangsa dan sekaligus kader pembangunan yang beriman dan bertaqwa serta berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.    Membentuk sikap dan perilaku yang positif, menguasai keterampilan dan kecakapan serta memiliki kecerdasan emosional sehingga dapat menjadi manusia yang berkepribadian Indonesia, yang percaya kepada kemampuan sendiri, sanggup dan mampu membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan masyarakat, bangsa, dan negara.

 

MATERI 10

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)



 

A.      Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah upaya pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik. Ini berarti pertolongan tersebut bukan sebagai pengobatan atau penanganan yang sempurna, tetapi hanyalah berupa pertolongan sementara yang dilakukan oleh petugas P3K (petugas medik atau orang awam) yang pertama kali melihat korban. Tindakan P3K yang dilakukan dengan benar akan mengurangi cacat atau penderitaan dan bahkan menyelamatkan korban dari kematian, tetapi bila tindakan P3K dilakukan tidak baik malah bisa memperburuk akibat kecelakaan bahkan menimbulkan kematian.

B.       Pelaksanaan P3K

Sebelum melaksanakan Tindakan P3K maka perlu dilakukan tahapan awal sebelum P3K yaitu:

1.      Penolong mengamankan diri sendiri ( memastikan penolong telah aman dari bahaya)

2.      Amankan Korban ( evakuasi atau pindahkan korban ketempat yang lebih aman dan nyaman.

3.      Tandai tempat Kejadian jika diperlukan untuk mencegah adanya korban baru.

4.      Usahakan Menghubungi Tim Medi

5.      Tindakan P3K

 

 

C.      Teknik Dalam P3K

1.        Prioritas dalam P3K

            Urutan tindakan secara umum:

1.      Cari keterangan penyebab kecelakaan

2.      Amankan korban dari tempat berbahaya

3.      Perhatikan keadaan umum korban; gangguan pernapasan, pendarahan dan kesadaran.

4.      Segera lakukan pertolongan lebih lanjut dengan sarana yang tersedia.

5.      Apabila korban sadar, langsung beritahu dan kenalkan.

Selain itu ada juga yang dinamakan prinsip life saving, artinya kita melakukan tindakan untuk menyelamatkan jiwa korban (gawat darurat) terlebih dahulu, baru kemudian setelah stabil disusul tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang lain.

2.      Pembalutan

Tujuan dari pembalutan adalah untuk mengurangi resiko kerusakan jaringan yang telah ada sehingga mencegah maut, menguangi rasa sakit, dan mencegah cacat serta infeksi.

a.         Kegunaan pembalutan adalah:

1)        Menutup luka agar tidak terkena cahaya, debu, kotoran, dll.

2)        Melakukan tekanan

3)        Mengurangi atau mencegah pembengkakan

4)        Membatasi pergerakan

5)        Mengikatkan bidai.

b.        Macam-macam pembalutan:

1)      Pembalutan segitiga atau mitela

Pembalut segitiga dibuat dari kain putih yang tidak berkapur (mori), kelihatan tipis, lemas dan kuat. Bisa dibuat sendiri, dengan cara memotong lurus dari salah satu sudut suatu kain bujur sangkar yang panjang masing-masing sisinya 90 cm sehingga diperoleh 2 buah pembalut segitiga.

2)      Pembalut Plester

Digunakan untuk merekatkan kain kassa, balutan penarik (patah tulang, sendi paha/ lutut meradang), fiksasi (tulang iga patah yang tidak menembus kulit), Beuton (alat untuk merekatkan kedua belah pinggir luka agar lekas tertutup).

3)      Pembalut Pita Gulung.

4)      Pembalut Cepat.

Pembalut ini siap pakai terdiri dari lapisan kassa steril, dan pembalut gulung.

c.         Indikasi Pembalutan:

Menghentikan pendarahan, melindungi bakteri/kuman pada luka, mengurang rasa nyeri.

d.        Bentuk dan Anggota Tubuh yang Dibalut:

1)   Bundar, pada kepala.

2)   Bulat panjang tapi lonjong, artinya kecil ke ujung, besar ke pangkal, pada lengan bawah dan betis

3)   Bulat panjang hamper sama ujung dengan pangkalnya, pada leher, badan, lengan atas, jari tangan.

4)   Tidak karuan bentuknya, pada persendian

 

3.        Pembidaian

Bidai adalah alat yang dipakai untuk mempertahankan kedudukan (fiksasi) tulang yang patah. Tujuannya, menghindari gerakan yang berlebihan pada tulang yang patah. Syarat pemasangan bidai:

1.      Bidai harus melebihi dua persendian yang patah

2.      Bidai harus terbuat dari bahan yang kuat, kaku dan pipih.

3.      Bidai dibungkus agar empuk.

4.      Ikatan tidak boleh terlalu kencang karena merusak jaringan tubuh tapi jangan kelonggaran.

Alat-alat bidai:

1)      Papan, bamboo, dahan

2)      Anggota badan sendiri

3)      Karton, majalah, kain

4)      Bantal, guling, selimut

 

4.        Pernafasan Buatan

Sering disebut bantuan hidup dasar (BHD) atau resusitasi jantung paru (RJP) intinya adalah melakukan oksigenasi darurat. Dilakukan pada kecelakaan seperti tersedak, tenggelam, sengatan listrik, penderita tak sadar, menghirup gas dan atau kurang oksigen, serangan jantung usia muda, henti jantung primer tejadi.

Fase RJP:

A = Airway control (pengeuasaan jalan napas),

B = Breathing support (ventilasi buatan dan oksigenasi paru darurat)

C = Circulation (pengenalan ada tidaknya denyut nadi)

C.      Evakuasi dan Transportasi

Evakuasi adalah kegiatan memindahkan korban dari lokasi kecelakaan ke tempat lain yang lebih aman dengan cara-cara yang sederhana di lakukan di daerah – daerah yang sulit dijangkau dimulai setelah keadaan darurat.

1.        Cara pengangkutan korban:

a.       Pengangkutan tanpa menggunakan alat atau manual

Pada umumnya digunakan untuk memindahkan jarak pendek dan korban cedera ringan, dianjurkan pengangkatan korban maksimal 4 orang.

b.      Pengangkutan dengan alat (tandu)

Prinsip pengangkatan korban dengan tandu:

1)      Pengangkatan korban

2)      Sikap mengangkat. Usahakan dalam posisi rapi dan seimbang untuk menghindari cedera.

3)      Posisi siap angkat dan jalan. Biasanya posisi kaki korban berada di depan dan kepala lebih tingi dari kaki

2.        Kesalahan Yang Sering Terjadi dalam Tindakan P3K

Kesalahan Yang Sering Terjadi dalam Tindakan P3K Menurut Christopher P. Holstege, M.D. yang sering kita lakukan adalah :

a.      Menoreh bekas luka gigitan hewan berbisa.

Menoreh luka bisa memutuskan tendon, urat syaraf dan meningkatkan resiko terkena infeksi. Sebaiknya cukup buat ikatan pada luka dengan disertai bidai atau ranting lalu segera bawa ke rumah sakit.

b.      Mengoles mentega pada luka bakar.

Tindakan tersebut dapat menyulitkan tindakan lebih lanjut oleh dokter dan menngkatkan resiko terkena infeksi pada luka bakar. Cukup dinginkan luka dengan air dingin, jaga kebersihan luka, dan menutupnya dengan kain bersih.

c.       Menghentikan pendarahan dengan membuat ikatan yang bisa dikencangkan dan dilonggarkan (torniquet) diatas luka yang mengalami pendarahan.

Tindakan tersebut bisa menyebabkan rusaknya jaringan di daerah luka dan sekitar luka. Tindakan yang benar untuk mengentikan pendarahan adalah menutup luka langsung dengan kain kasa atau kain yang bersih kemudian dibalut dengan rapi dan cukup kencang.

d.      Memberikan terapi panas pada kondisi keseleo, otot tegang, atau patah tulang.

Tindakan tersebut berpotensi menyebabkan kondisi bengkak bahkan membuat proses penyembuhan menjadi makin lama.

e.       Memindahak korban tabrakan dari dalam mobil ke tempat lain.

Tindakan tersebut malah berpotensi menebabka luka lebih arah. Pada kasus kecelakaan sepeda motor, membuka helm korban malah berpotensi menyebabkan lumpuh atau bahan kematian.

f.       Mengucek mata ketika ada benda masuk ke mata.

Tindakan tersebut bisa menyebabkan luka pada mata. Tindakan yang benar adalah dengan mencuci mata melalui air yang mengalir.

g.      Menggunakan air panas untuk menolong mereka yang sangat kedinginan atau tubuhnya mulai membeku. Bahkan pada kondisi dimana jari jari sudahmulai membeku, terkadang langsung direndam pada air panas.

h.      Mengosok tubuh dengan alkohol untuk mengurangi demam.

Alkohol bisa menyerap kedalam tubuh dan menyebabkan keracunan terutama pada anak anak.



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

resensi legenda batu menangis

TATA CARA UPACARA SIAGA

Sandi Dalam Kepramukaan